Buat sahabat-sahabatku yang meninggalkan komentar di postingan, pasti langsung aku balas dengan komentar juga di postingan sahabat terima kasih...

Thursday, January 22, 2009



Cinta Seorang Ibu


Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering kali merasa sedih memikirkan anaknya. Anaknya mempunyai tabiat yang sangat buruk yaitu suka mencuri, berjudi, mengadu ayam dan banyak lagi. Ibu itu sering menangis meratapi nasibnya yang malang. Namun ia sering berdoa memohon kepada Tuhan :"Tuhan tolong berikan kesadaran kepada anakku, supaya tidak berbuat dosa. Saya sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat sebelum aku mati". Namun semakin lama si anak semakin larut dengan perbuatan jahat, sudah sangat sering ia keluar masuk penjara karena kejahatan yang dilakukannya.

Suatu hari ia kembali mencuri di rumah penduduk desa, namun malang dia tertangkap. Kemudian dia dibawa ke hadapan raja untuk diadili dan dijatuhi hukuman mati. Pengumuman itu diumumkan ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan keesokan hari di depan rakyat desa dan tepat pada saat lonceng berbunyi menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu sampai ke telinga si ibu. Dia menangis meratapi anaknya dan berdoa kepada Tuhan, "Tuhan ampuni anak hamba, biarlah hamba yang sudah tua ini yang menanggung dosanya". Kemudian dia mendatangi raja dan memohon supaya anaknya dibebaskan.

Tapi keputusan sudah bulat, anaknya harus menjalani hukuman. Dengan hati hancur, ibu kembali ke rumah. Tak hentinya dia berdoa supaya anaknya diampuni, dan akhirnya dia tertidur karena kelelahan.

Dan dalam mimpinya dia bertemu dengan Tuhan. Keesokan harinya, ditempat yang sudah ditentukan, rakyat berkumpul menyaksikan hukuman tersebut. Sang algojo sudah siap dengan pedangnya. Terbayang di mata anak itu wajah ibunya yang sudah tua, dan tanpa terasa ia menangis menyesali perbuatannya. Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba.

Sampai waktu yang ditentukan tiba, lonceng belum juga berbunyi. Sudah lewat lima menit dan suasana mulai berisik, akhirnya petugas yang bertugas membunyikan lonceng datang.

Ia mengaku heran karena sudah sejak tadi dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua sedang bingung, tiba-tiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Darah itu berasal dari atas tempat di mana lonceng itu diikat.

Dengan jantung berdebar-debar seluruh rakyat menantikan saat beberapa orang naik ke atas menyelidiki sumber darah. Tahukah anda apa yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur. Dia memeluk lonceng yang menyebabkan lonceng tidak berbunyi, dan sebagai gantinya, kepalanya yang terbentur di dinding lonceng.

Seluruh orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan menangis. Sementara si anak meraung-raung memeluk tubuh ibunya yang sudah diturunkan. Menyesali dirinya yang selalu menyusahkan ibunya.

Ternyata malam sebelumnya si ibu dengan susah payah memanjat ke atas dan mengikat dirinya di lonceng. Memeluk besi dalam lonceng untuk menghindari hukuman pancung anaknya. Demikianlah sangat jelas kasih seorang ibu untuk anaknya. Betapapun jahat si anak, ia tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Marilah kita mengasihi orang tua kita masing-masing selagi kita masih mampu, karena mereka adalah sumber kasih Tuhan bagi kita di dunia ini. Sesuatu untuk dijadikan renungan untuk kita, agar kita selalu mencintai sesuatu yang berharga yang tidak bisa dinilai dengan apapun. Gunakah waktu sebaik mungkin, karena waktu tidak akan bisa diputar kembali

SEBERAPA DALAM KAMU MENCINTAI IBUMU ????

No comments:

Post a Comment

About This Blog

...... Blog about computer, tips and trick, make money online, web and blog, news, book and movie reference, motivation, health, humor, my life, civil science

Recent Posts

Top Comentators

Widget by ateonsoft.com

Profile Author

My photo
I was a lecturer at the university in Surabaya, Indonesia. This blog is my appreciation of technology, knowledge, science, friendship and life

  © Free Blogger Templates Columnus by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP